"Kesel amat liat mukanya Tipe2 begini nih emak emak yang anak orang lain suruh makan MBG, Anak dia dibawain Bekel sendiri... Yakin gw mah Ah lu mbak mbak... Awas aja ada yang meninggoy, lu tanggung jawab lu," tulis @fathullahfathu2.
"kerakusan kapitalis mau untung sebanyak2 ny dgn modal maupun resiko sekecil mungkin. vendor dibayar pajak tp hasilnya mencelakai rakyat tp mau cuci tangan bersih. intinya bajingan," tulis @ninar9590.
"pendidikan kok malah urusin makanan... ini kurilulum, guru siswa, t4 sekolah, sarana pendidikan, dll malah gak keurus ... sibuk MBG ... aneeehhh aneehhhh," tulis @HendraPWinarto.
Respon warganet itu menunjukkan kekecewaan mendalam terhadap kebijakan yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat.
BACA JUGA:Zulhas Respons Fenomena Siswa Keracunan MBG di Sejumlah Daerah: Memang Belum Terbiasa
Program MoU MBG justru semakin diperbincangkan karena dinilai bisa menimbulkan kerugian jika tidak segera dibenahi.
Apakah Revisi MoU MBG Sudah Tepat?
Dalam pernyataannya, Korwil SPPG Blora menyebut sudah ada perbaikan atau revisi terhadap isi perjanjian.
Banyak yang menilai revisi itu hanya bersifat formalitas tanpa menyentuh substansi utama, yaitu transparansi kasus keracunan akibat program Makan Bergizi Gratis.
Jika MoU MBG tidak segera diperjelas, dikhawatirkan kepercayaan masyarakat terhadap program pemerintah akan semakin menurun.