Kasus Keracunan Massal MBG di Bandung Barat: 1.333 Siswa Tumbang, Apa Penyebabnya?

Kamis 25 Sep 2025 - 18:13 WIB
Reporter : Ayu
Editor : Ayu

Di posko tersebut, lima siswa masih menjalani perawatan intensif dengan gejala yang cukup mengkhawatirkan.

BACA JUGA:Puluhan Siswa Keracunan Makan Gratis di Cibinong, Sekolah Diliburkan, Kepsek Minta Program MBG Dievaluasi!

BACA JUGA:Kabid Haji Kanwil Kemenag Otomatis Menjadi Kakawil Kemeterian Haji dan Umrah

Gelombang kedua keracunan muncul pada Rabu, 24 September 2025, dengan sumber dapur yang berbeda.

Kali ini, kluster korban berasal dari dua wilayah: Cipongkor dan Cihampelas. Di Cihampelas, jumlah korban mencapai 192 siswa, terdiri dari 176 siswa SMKN 1 Cihampelas, tujuh siswa MA Al Mukhtariyah Mande, delapan siswa MTs Al Mukhtariyah Mande, dan satu siswa SDN 1 Cihampelas.

Kapolsek Cililin, AKP Andriani, melaporkan bahwa hingga Kamis siang, sebanyak 113 korban telah dinyatakan sembuh, empat masih dirawat di posko SMKN 1 Cihampelas, dan 75 siswa lainnya dirujuk ke rumah sakit serta klinik di sekitar Bandung Barat.

Di Posko Puskesmas Cihampelas, tercatat 52 pasien, dengan 47 di antaranya telah sembuh dan lima lainnya dirujuk ke fasilitas kesehatan, termasuk dua ke RSUD Cililin.

BACA JUGA:Tak Temukan Kerugian Negara dan Tak Ada Niat Jahat, Penyidikan Kasus Dana Hibah PMI Prabumulih Dihentikan

BACA JUGA:Korupsi Chromebook Rp1,9 T: Nadiem Jadi Tersangka, Giliran Abdullah Azwar Anas Dibidik Kejagung?

Sementara itu, Posko GOR Desa Mekarmukti menangani 140 siswa, dengan rincian 63 telah sembuh, empat masih dalam observasi, dan 75 lainnya dirujuk ke berbagai fasilitas kesehatan seperti RSUD Cililin, RS Dustira, RS Kharisma Cimareme, dan Klinik Harapan Kita.

Data medis menunjukkan bahwa gejala yang dialami para korban sangat beragam, mulai dari mual (99 siswa), muntah (20 siswa), pusing (110 siswa), sakit perut (24 siswa), sesak napas (18 siswa), lemas (19 siswa), sakit tenggorokan (13 siswa), diare (4 siswa), demam (3 siswa), hingga sakit kepala (2 siswa).

Variasi gejala ini memperkuat dugaan bahwa keracunan berasal dari kontaminasi makanan yang serius dan meluas.

Kasus ini memicu sorotan tajam dari masyarakat terhadap standar higienitas dapur MBG dan rantai distribusi makanan yang digunakan dalam program.

BACA JUGA:Dangdutan di Acara Maulid Nabi Wonosobo Tuai Kecaman, Begini Penjelasan Pengunggah

BACA JUGA:Heboh Video Mahasiswa Unsri Saling Cium, Kampus Gercep Bertindak Beri Sanksi!

Banyak pihak mulai mempertanyakan bagaimana pengawasan dilakukan, siapa yang bertanggung jawab atas kualitas makanan, dan apakah ada kelalaian dalam proses penyediaan serta distribusi makanan kepada siswa.

Kategori :