BACAKORAN.CO - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali jadi sorotan publik setelah ribuan siswa di berbagai daerah mengalami keracunan massal.
Dalam sepekan terakhir, Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat jumlah korban naik drastis dari 5.360 siswa pada 14 September menjadi 6.452 siswa per 21 September.
Jawa Barat menjadi daerah dengan kasus keracunan tertinggi, disusul DIY, Jawa Tengah, Bengkulu, dan Sulawesi Tengah.
Lonjakan ini memicu desakan dari berbagai pihak agar pemerintah menghentikan sementara program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan melakukan evaluasi total.
BACA JUGA:Gizi Terjaga, Keracunan Dicegah: Ini Rahasia Dapur MBG Kutim, Ada Menu Khusus...
Kritikan datang dari lembaga masyarakat sipil, DPR, pemerintah daerah, kelompok mahasiswa, hingga aktivis perlindungan anak.
1. DPR
Ketua DPR RI, Puan Maharani, menegaskan evaluasi harus dilakukan bersama tanpa saling menyalahkan.
"Evaluasi harus dilakukan secara total, jangan saling menyalahkan, tapi kita evaluasi bersama sehingga jangan terulang kembali," ujar Puan.
DPR berencana melakukan pengawasan langsung ke dapur penyedia makanan MBG untuk mengidentifikasi akar masalah.
BACA JUGA:Ribuan Anak Keracunan, BEM-KM UGM Kritik Pedas Prabowo Program MBG: Pelanggaran HAM!
2. KPAI
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendesak penghentian sementara MBG demi keselamatan siswa.
"KPAI usul hentikan sementara, sampai benar-benar instrumen panduan dan pengawasan yang sudah dibuat BGN benar-benar dilaksanakan dengan baik," kata Wakil Ketua KPAI, Jasra Putra.
Jasra menyoroti kasus anak PAUD di Tasikmalaya yang ikut menjadi korban.
3. ICW
Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Eva Nurcahyani menegaskan program ini sudah menimbulkan banyak kerugian.
"Pemerintah harus segera menghentikan pelaksanaan MBG agar tidak terus menimbulkan kerugian lebih besar bagi masyarakat," kata Eva di Jakarta, Selasa (23/9).