Minimnya informasi dari pihak perusahaan membuat situasi semakin kacau.
Warga mengaku tidak mendapat imbauan evakuasi atau peringatan dini saat asap pertama kali muncul dari area kilang.
“Nggak ada pemberitahuan sama sekali dari TPPI. Alarm juga telat banget bunyinya,” ujar Hanafi.
Kepala Desa Tasikharjo, Damuri, mengatakan pihaknya sempat kesulitan berkoordinasi dengan manajemen TPPI.
BACA JUGA:Terungkap, Alasan Shell Belum Mau Beli BBM Milik Pertamina, Ternyata Ini Sebab Utamanya!
BACA JUGA:Terkuak! Kementerian ESDM Bongkar Alasan Impor BBM Wajib Lewat Pertamina
Ia menuturkan telah mencoba menghubungi beberapa kontak darurat perusahaan, tetapi tak satu pun yang merespons.
“Saya telpon semua yang berkepentingan di TPPI, nggak ada yang jawab. Saya tahu mungkin mereka panik, tapi seharusnya ada koordinasi,” ujarnya kepada detikJatim.
Karena tak ingin situasi makin memburuk, Damuri akhirnya mengambil langkah cepat dengan mengumumkan evakuasi melalui pengeras suara masjid.
“Semua warga lari sendiri-sendiri karena panik. Untungnya tidak ada korban jiwa,” tambahnya.
Api baru berhasil dikendalikan sekitar 40 menit kemudian setelah petugas pemadam dan tim keamanan internal TPPI dikerahkan.
BACA JUGA:KPK Tahan 3 Tersangka Kasus Suap Katalis Bensin di Pertamina: Kontrak Rp176 Miliar Diusut
BACA JUGA:Rem Blong! Truk Tangki Pertamina Hantam 12 Kendaraan di Bogor, Puluhan Orang Luka-luka
Namun, kepulan asap hitam masih tampak membayangi langit Tasikharjo hingga sore hari.
Bau menyengat bahan kimia tercium di beberapa titik permukiman warga, membuat banyak orang memilih tetap bertahan di tempat pengungsian.
Anak-anak sekolah dipulangkan lebih awal, sementara sebagian warga enggan kembali ke rumah karena khawatir terjadi ledakan susulan.