Damuri menegaskan, peristiwa ini bukan kejadian pertama.
Warga sudah lama mengeluhkan risiko kebakaran, kebocoran gas, dan pencemaran udara dari aktivitas kilang.
BACA JUGA:Imbas Edar Narkoba di Lapas Salemba, Ammar Zoni Dipindahkan ke Nusakambangan, Cilacap!
Mereka bahkan sempat meminta relokasi permukiman karena lokasi pabrik terlalu dekat dengan rumah penduduk.
“Sejak dulu kami minta dialog dan relokasi, tapi nggak pernah ada tanggapan,” tegas Damuri.
Ia berencana melayangkan surat resmi ke DPRD Tuban dan Kementerian Perindustrian agar ada langkah konkret untuk menjamin keselamatan warga.
Hingga berita ini diturunkan, pihak TPPI belum memberikan keterangan resmi mengenai penyebab ledakan maupun penanganan terhadap warga terdampak.
Aparat kepolisian, TNI, serta petugas pemadam kebakaran masih berjaga di sekitar area pabrik untuk memastikan situasi benar-benar aman.
BACA JUGA:Baru 2 Pekan Bebas, Jupri Diduga Kembali Curi Motor, Kepergok Korban Bonyok Dihakimi Massa
BACA JUGA:Cuaca Terik Capai 37,6°C! Ini Daftar Wilayah Indonesia yang Paling Panas Oktober 2025
PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) merupakan salah satu kilang petrokimia terbesar di Indonesia.
Perusahaan ini memproduksi berbagai bahan kimia aromatik seperti paraxylene, benzene, dan toluene, serta bahan bakar minyak seperti bensin RON 88 dan RON 92.
Kapasitas produksinya mencapai ratusan ribu ton per tahun.
Peristiwa ledakan ini kembali membuka luka lama bagi warga Tasikharjo yang sudah berulang kali meminta jaminan keselamatan dari perusahaan.
Meski api kini padam, trauma dan ketakutan masih menyelimuti mereka yang tinggal di bawah bayang-bayang kilang raksasa itu.
