“Fasilitas tersebut digunakan untuk menyembunyikan aktivitas militer Hizbullah di bawah kedok sipil,” demikian pernyataan dari militer Israel.
BACA JUGA:Begini Cara Pemerintah Indonesia Jamin Ketersediaan Pupuk dengan Harga Terjangkau
Presiden Lebanon Joseph Aoun mengecam keras serangan tersebut.
Ia menuduh Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata yang telah berlaku sejak tahun lalu dan menyebut tindakan itu sebagai “agresi terhadap fasilitas sipil.”
“Agresi Israel yang terus berulang adalah bagian dari kebijakan sistematis yang bertujuan menghancurkan infrastruktur produktif Lebanon, menghambat pemulihan ekonomi, dan mengguncang stabilitas nasional dengan dalih keamanan palsu,” kata Aoun dalam pernyataan resminya, dikutip AFP.
Meski perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah masih secara resmi berlaku sejak November 2024, ketegangan di perbatasan terus meningkat.
Serangan terbaru ini dinilai sebagai sinyal bahwa perang baru bisa saja pecah kapan saja, terutama jika kedua pihak gagal menahan diri.
Israel menegaskan akan terus melancarkan serangan selama Hizbullah masih memiliki posisi strategis di sepanjang perbatasan utara.
Di sisi lain, pemerintah Lebanon menilai aksi Israel justru menyulut konflik baru dan membahayakan warga sipil.