Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan, efisiensi dilakukan dengan mengurangi belanja-belanja yang tidak produktif dan mengalihkannya pada kegiatan yang lebih produktif.
“Dalam berbagai kesempatan kami sudah menjelaskan bahwa yang disebut dengan efisiensi itu adalah kita mengurangi belanja-belanja yang sekiranya tidak produktif, untuk kemudian itu bisa direalokasi ke kegiatan-kegiatan yang jauh lebih produktif,” kata Pras di Cikini, Jakarta Pusat, dikutip dari detikNews.
Ia menambahkan, hasil efisiensi tersebut memungkinkan pemerintah memiliki kemampuan fiskal untuk memperluas bantuan kepada masyarakat.
“Termasuk juga pada saat akhir tahun kita evaluasi, ternyata kita memiliki kemampuan fiskal untuk merealokasi sehingga kita bisa membantu saudara-saudara kita di desil 1 dan desil 4,” lanjutnya.
BACA JUGA:Ini Alasan Presiden Prabowo Bolehkan Ekspatriat Pimpin BUMN, Sampai Ubah Regulasi!
Pemerintah menegaskan bahwa kebijakan ini tidak hanya untuk menjaga daya beli masyarakat menjelang akhir tahun, tetapi juga menjadi bukti komitmen pemerintahan Prabowo untuk memperkuat jaring pengaman sosial bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyebut ada tambahan hingga 16 juta keluarga penerima manfaat dalam distribusi stimulus akhir tahun ini.
“Anggarannya yang sebelumnya Rp 71 triliun ditambah lagi tadi lebih dari Rp 30 triliun, sehingga ada sekitar Rp 100 triliun lebih, yang dibagi kepada mereka yang berada di desil 1, 2, 3, dan 4 sesuai data tunggal sosial dan ekonomi nasional, yang dikelola oleh BPS,” kata Gus Ipul, dikutip dari detikNews.
Ia berharap bantuan ini dapat memperkuat daya beli masyarakat dan digunakan secara bijak.
“Ya diharapkan, diharapkan ini memperkuat daya beli masyarakat maka itu kita ingin ini sesuai peruntukannya itu yang kita terus ulang-ulang. Jangan sampai digunakan main judol dan kepentingan kepentingan lain,” ujarnya.
BACA JUGA:Kriteria Calon Bos BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan 'Idaman' Prabowo! Pansel Kasih Bocoran!
Gus Ipul juga menekankan bahwa ini merupakan momen bersejarah.
“Saya kira ini untuk pertama kali ini dalam sejarah ya pemberian bansos melebih sampai Rp 100 triliun,” ucapnya.
Paket stimulus ekonomi ini sekaligus menegaskan langkah pemerintah untuk memprioritaskan kesejahteraan masyarakat di tengah tekanan ekonomi dan harga bahan pokok yang fluktuatif.