BACA JUGA:Israel Bombardir Gaza Lagi, Bantuan Kemanusiaan Terhenti di Perbatasan Rafah
Perjanjian tersebut dirancang demi alasan kemanusiaan, memungkinkan masuknya bantuan ke Gaza dan pertukaran tahanan antara Israel dan Palestina.
Namun, kedua pihak terus saling menuduh melanggar kesepakatan.
Setiap ledakan atau tembakan artileri kini berpotensi menjadi pemicu eskalasi baru menuju perang skala penuh.
Para mediator internasional pun kembali dibuat frustrasi karena upaya diplomatik mereka nyaris sia-sia, menghadapi ketegangan yang terus meningkat di lapangan.
BACA JUGA:Polisi Bubarkan Demo ‘No Kings’ di Los Angeles, Gas Air Mata Warnai Aksi Protes
BACA JUGA:Sopir Pajero Berlagak Aparat, Pakai Pelat Dinas Palsu dan Strobo, Polisi Turun Tangan!
Konflik Tak Berujung Sejak 2023
Ketegangan di Rafah kali ini bukan peristiwa tunggal.
Serangan demi serangan terus berlanjut sejak konflik besar meledak kembali pada Oktober 2023, ketika Hamas melancarkan serangan lintas batas ke wilayah Israel, yang kemudian dibalas dengan operasi militer brutal di Jalur Gaza.
Hingga kini, lebih dari 67 ribu warga sipil Palestina dilaporkan tewas, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
BACA JUGA:Kabar Gembira, Tambahan Bansos Rp300 Bakalan Cair Oktober Ini untuk 35 Juta KPM, Catat!
BACA JUGA:Viral! Beredar Video Sopir Pajero Berpelat Polri Pakai Strobo di Bandung, Ternyata Pelatnya Palsu!
Sementara ribuan lainnya luka-luka dan kehilangan tempat tinggal akibat serangan tanpa henti.