Ia mengaitkan kebijakan tersebut dengan keterbatasan anggaran pemerintah.
BACA JUGA:Gempar! Keracunan Massal Siswa SDN di Sukoharjo Setelah Makan Bergizi Gratis, Warganet: Ayam Tiren?
Bagaimanapun, langkah Badan Gizi Nasional ini menunjukkan pendekatan baru dalam diversifikasi pangan dan pemanfaatan sumber daya lokal.
Berikut penjelasan BGN yang mertimbangkan Ulat Sagu hingga Belalang jadi menu program makan bergizi gratis, halal gak sih?
Badan Gizi Nasional (BGN) tengah mempertimbangkan opsi penggunaan serangga sebagai sumber protein dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diterapkan di berbagai daerah di Indonesia.
BACA JUGA:Kontroversi Wacana Pendanaan Makan Bergizi Gratis dari Zakat: MUI Ingatkan Aturan Syariat!
Langkah ini dilakukan dengan mempertimbangkan potensi sumber daya lokal dan kebiasaan konsumsi masyarakat setempat.
Kepala BGN, Dadan Hindayana, menegaskan bahwa program ini tidak akan menerapkan standar menu yang seragam secara nasional.
Melainkan berfokus pada standar komposisi gizi yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi masyarakat di setiap daerah.
BACA JUGA:Prabowo Ungkap Akan Tetap Melaksanakan Makan Bergizi Gratis Tetap Ada Selama Ramadhan
BACA JUGA:UMKM Bakal Dapat Suntikan Modal untuk Jalankan Program Makan Bergizi, Syaratnya?
Menurut Dadan, beberapa daerah di Indonesia sudah terbiasa mengonsumsi serangga seperti ulat sagu dan belalang sebagai sumber protein utama.
"Mungkin saja ada satu daerah yang suka makan serangga, seperti belalang dan ulat sagu, maka ini bisa menjadi bagian dari sumber protein yang kami rekomendasikan," ujar Dadan dikutip dari kompas.co.
Dadan juga menyoroti pentingnya keragaman pangan berbasis lokal.
Dengan mencontohkan daerah seperti Halmahera Barat yang menggunakan singkong dan pisang rebus sebagai sumber karbohidrat utama.
BACA JUGA:Heboh! Livy Renata Diduga Sindir Deddy Corbuzier Soal Kritik Menu Makan Bergizi Gratis