Banyak yang menganggap KPAI tidak konsisten dan hanya muncul ketika kasus anak menjadi viral di media sosial.
Tak berhenti di situ, sang ibu juga mempertanyakan sikap KPAI yang tampak menghambat kebijakan Dedi Mulyadi.
Ia melihat bahwa langkah sang gubernur adalah bentuk nyata pembelaan terhadap rakyat kecil yang seringkali luput dari perhatian.
“KPAI kalau tidak bisa membantu program Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi saat ini, tolong jangan dipersulit, tolong jangan dihalangi,” tegasnya.
Ia bahkan menantang KPAI untuk turun langsung melihat kondisi riil di masyarakat, bukan hanya mengomentari dari balik meja atau media.
“Makanya KPAI sekali-kali turun dong ke masyarakat, lihat realita di masyarakat seperti apa…” lanjutnya.
Dalam penutup komentarnya, sang ibu secara blak-blakan mempertanyakan eksistensi lembaga tersebut yang menurutnya tidak lagi memiliki fungsi jelas.
BACA JUGA:Viral! KPAI Ungkap Data Kasus Pelecehan Anak yang Melibatkan Ibu Kandung Sebanyak 153
“Giliran udah ada yang bantu, baru heboh. Itu KPAI fungsinya apa sih? Bisa gak sih dibubarin aja kalau kayak gitu cara kerjanya? Gak berfungsi.” tandasnya.
Pernyataan itu mengundang gelombang dukungan dari berbagai kalangan masyarakat.
Netizen menyebut bahwa kritik terhadap KPAI bukan sekadar emosi, tapi berdasarkan pengalaman nyata. Salah satu pengguna media sosial bernama Teh Ima menulis.
“Kalau anak artis atau pejabat cepat ditangani, tapi kalau rakyat kecil, nunggu viral dulu baru gerak.”
BACA JUGA:Suporter Persikas Bertemu Dedi Mulyadi dan Minta Maaf Usai Viral Kena Semprot: Saking Cintanya Pak