"Jika rezim Israel menghentikan aksi militernya terhadap rakyat kami paling lambat pukul 4 pagi waktu Teheran, maka kami tidak akan melanjutkan tindakan militer kami. Tapi jika tidak, maka kami akan melanjutkan operasi militer sebagai bentuk pembelaan diri dan penghukuman atas tindakan agresif yang mereka lakukan," ujar Araghchi, seperti dilansir dari Al Jazeera.
BACA JUGA:Presiden Prabowo Gelar Rapat Tertutup di Hambalang, Bahas Apa Sebenarnya?
BACA JUGA:Umrah Jemaah Indonesia Terancam Batal, Arab Saudi Mau Tutup Wilayah Udara?
Namun, hingga saat itu, keputusan resmi mengenai penghentian total operasi militer belum diambil.
Araghchi menambahkan bahwa penentuan akhir mengenai penghentian tindakan militer Iran akan ditetapkan kemudian, setelah mempertimbangkan situasi dan kondisi strategis yang berkembang.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, lebih dulu mengumumkan kabar mengenai kesepakatan gencatan senjata.
Dalam unggahan di platform Truth Social miliknya, Trump menyatakan bahwa Israel dan Iran telah menyepakati untuk menghentikan konflik secara total.
BACA JUGA:Antusiasme Tinggi! Begini Potret Antrean Hari Pertama SPMB di Serang Banten
BACA JUGA:Heboh! Pasha Ungu Meradang Dimas Anggara Diduga Gampar Kiesha Alvaro di Lokasi Syuting: Temui Saya!
"Telah sepenuhnya disepakati oleh dan antara Israel dan Iran bahwa akan ada gencatan senjata yang lengkap dan total," tulis Trump, seperti dikutip dari AFP.
Namun demikian, hingga pernyataan tersebut disampaikan ke publik, belum ada konfirmasi resmi dari pihak Israel maupun Iran terkait kesepakatan tersebut.
Situasi ini menambah ketidakpastian terhadap masa depan konflik yang telah memanas beberapa waktu terakhir.