Ia juga menepis tudingan bahwa tim paskibraka kurang persiapan. Menurutnya, latihan telah dilakukan intensif selama dua minggu bersama TNI dan Polri.
Namun, ia menduga insiden terjadi karena pengibar merasa gugup saat menjalankan tugas penting tersebut.
“Hampir terbalik karena mungkin gugup yang pengibar benderanya. Kalau persiapannya tidak (kurang), karena ini dilakukan selama 2 minggu,” jelasnya.
BACA JUGA:Polisi Nganjuk Razia Bendera One Piece ke Pedagang Bendera di Jalanan Picu Pro-Kontra Netizen
Beberapa anggota paskibraka dilaporkan menangis histeris setelah upacara, menunjukkan betapa besar tekanan mental yang mereka rasakan dalam menjalankan tugas negara.
Namun, meski insiden bendera terbalik sempat mengganggu jalannya upacara, semangat nasionalisme tetap terasa kuat di Mamasa.
Upacara tetap berlangsung dengan khidmat setelah bendera diperbaiki dan dikibarkan dengan sempurna.
Insiden bendera terbalik di Mamasa menjadi pengingat penting bahwa kesalahan teknis bisa terjadi bahkan dalam momen sakral seperti upacara kemerdekaan.
Namun, yang lebih penting adalah bagaimana pemimpin dan masyarakat meresponsnya.
Sikap bijak dan suportif dari Bupati Welem Sambolangi mendapat apresiasi luas.
Ia tidak hanya meminta maaf, tetapi juga memberikan semangat kepada para pelajar yang bertugas, menjadikan insiden ini sebagai pelajaran berharga untuk penyelenggaraan acara di masa depan.