“Benar, telah terjadi tindak pidana pembunuhan dilakukan oleh anak kandung kepada ibu kandung dengan cara digorok lehernya sampai mau putus,” jelas Kapolsek.
Polisi segera mengamankan pelaku dan melakukan olah TKP.
Berdasarkan keterangan saksi-saksi dan perangkat desa, Jauhari memang telah lama menunjukkan gejala gangguan jiwa.
Ia hidup berdua bersama ibunya sejak sang ayah meninggal dunia, dan telah beberapa kali menjalani pengobatan, baik medis maupun alternatif.
“Berdasarkan keterangan saksi-saksi, pelaku merupakan ODGJ dan sudah diamankan. Kita sudah mendatangi dan mengecek TKP. Saat ini situasinya aman dan kondusif,” pungkas Kapolsek.
Riwayat Gangguan Jiwa dan Upaya Pengobatan
BACA JUGA:7 Tanaman Herbal Ampuh untuk Atasi Radang Tenggorokan, Yuk Cek di Sini!
Menurut Kepala Desa Kenedi, keluarga korban telah berupaya keras menyembuhkan Jauhari.
Ia bahkan pernah dirujuk ke Palembang untuk menjalani perawatan kejiwaan.
Namun, kondisi mentalnya tak kunjung membaik.
Warga sekitar pun sudah lama mengetahui kondisi Jauhari yang tidak stabil, namun tidak menyangka akan berujung pada tragedi sebesar ini.
“Upaya pengobatan sudah berkali-kali dilakukan, mulai dari medis hingga alternatif. Tapi kondisinya tetap tidak membaik,” ungkap Kenedi.
Duka Mendalam dan Seruan Kewaspadaan
Tragedi ini menyisakan duka mendalam bagi warga Desa Bantan dan menjadi pengingat pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental dalam lingkungan keluarga.
Banyak pihak berharap agar kejadian serupa tidak terulang, dan penanganan terhadap ODGJ bisa dilakukan lebih intensif dan sistematis.