“Kami rapat untuk membuat tim investigasi ini. Jadi kami enggak omon-omon. Saya akan membuat Tim Investigasi Keracunan yang dipimpin oleh ahli kimia dan kita akan langsung turun,” ujar Nanik, Minggu (21/9), dikutip dari Kompas.com.
Selain membentuk tim khusus, BGN juga berencana membuka hotline pengaduan yang dapat diakses masyarakat jika menemukan kasus keracunan terkait program MBG.
BACA JUGA:Atap Teras Gedung KPT Brebes 120 Miliar Ambruk, 3 Korban Luka-luka, DPU Selidiki Penyebabnya
“Kami akan bikin hotline untuk orang mengadu kalau ada keracunan,” tegas Nanik.
Kasus keracunan terbaru memang menjadi perhatian serius.
Di Garut, Jawa Barat, 569 siswa dilaporkan mengalami muntah, mual, dan diare usai mengonsumsi makanan MBG.
Sementara di Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, 230 siswa mengalami gejala serupa, dengan 44 di antaranya harus dirawat di Rumah Sakit Trikora Salakan.
Langkah investigasi ini disebut penting untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap program MBG.
BACA JUGA:Viral! Oknum TNI Aniaya Ojol di Pontianak hingga Patah Hidung, Kasus Berlanjut ke Peradilan Militer
BACA JUGA:PDIP Resmi Pecat Anggota DPRD Wahyudin Moridu Usai Sebut Rampok Uang Negara
Sebab, program ini sejatinya merupakan janji kampanye utama Presiden Prabowo yang bertujuan meningkatkan kualitas gizi anak sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Namun, tanpa pengelolaan yang transparan dan efektif, program mulia ini bisa berubah menjadi bumerang.
Publik kini menunggu, apakah perbaikan mekanisme yang dijanjikan DPR dan BGN benar-benar terlaksana, atau sebagian dari Rp71 triliun anggaran MBG akan dialihkan ke program bansos beras.