Desakan evaluasi total pun menguat.
Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat jumlah siswa keracunan akibat MBG melonjak tajam dari 5.360 kasus pada 14 September menjadi 6.452 kasus per 21 September 2025, atau bertambah 1.092 kasus hanya dalam sepekan.
Koalisi Kawal MBG bahkan menuntut program ini dihentikan sementara untuk mencegah korban bertambah.
BACA JUGA:Gen Z Dapat Tahu Hambar MBG Hasilnya Jadi Camilan Pedas, Netizen: Kemarin Ada Pisang Dijadiin Bolu
BACA JUGA:Sentil Program Prabowo! Chef Arnold Bongkar Penyebab MBG Picu Ribuan Siswa Keracunan
Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Eva Nurcahyani, menyebut tata kelola MBG sangat buruk dan minim akuntabilitas.
Ia menilai program ini sudah berulang kali merugikan masyarakat.
“Program ini harus dihentikan dulu agar tidak menimbulkan kerugian lebih besar bagi masyarakat,” kata Eva.
Meski dihujani kritik dan desakan moratorium, pemerintah tetap bersikeras melanjutkan program MBG.
Wakil Menteri Sekretaris Negara Juri Ardiantoro mengatakan, evaluasi akan dilakukan, tetapi program tidak akan dihentikan.
BACA JUGA:Ini Alasan Prabowo Wajib Telur Ceplok di Menu MBG, Bukan Didadar!
“Tentu ini akan menjadi masukan yang baik buat pemerintah, tapi sampai hari ini MBG akan tetap jalan dan masalah-masalah yang terjadi segera akan diatasi,” ujarnya, dikutip dari CNN Indonesia.
Program yang awalnya digadang-gadang sebagai solusi pemenuhan gizi anak justru dianggap gagal karena tidak memperhatikan aspek higienis dan keamanan pangan.