Kacau! Sejumlah Dapur MBG di Ketapang Tak Punya Izin Resmi hingga Picu Keracunan Siswa, Dapur Auto Ditutup

Jumat 26 Sep 2025 - 09:00 WIB
Reporter : Rida Satriani
Editor : Rida Satriani

BACAKORAN.CO - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah untuk meningkatkan gizi pelajar di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, kini berada di bawah sorotan tajam. 

Sejumlah dapur penyedia makanan MBG diketahui beroperasi tanpa dokumen wajib, dan salah satu di antaranya diduga menjadi penyebab insiden keracunan yang menimpa puluhan siswa SDN 12 Benua Kayong.

Banyak Dapur MBG Belum Kantongi Izin Resmi

Kepala Satgas MBG Ketapang, Rajiansyah, mengungkapkan bahwa hasil pengawasan dan monitoring menunjukkan masih banyak Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang belum memenuhi persyaratan administratif. 

Beberapa dapur diketahui belum memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB), Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS), serta sertifikat halal.

BACA JUGA:Fakta Mengerikan! KSP Ungkap Dari 8.583 Dapur MBG, Cuma 34 yang Punya Sertifikat Higienis

BACA JUGA:BGN Tutup Dapur MBG Bermasalah: Investigasi Keracunan Massal Masih Berlanjut!

“Iya benar, ada beberapa SPPG di Ketapang yang belum memiliki NIB, belum memiliki SLHS, dan belum mengurus sertifikasi halal,” kata Rajiansyah saat konferensi pers pada Rabu (24/9/2025).

Ia menegaskan bahwa standar laik higiene dan sanitasi seharusnya menjadi syarat mutlak sebelum dapur MBG beroperasi. 

Termasuk di dalamnya sistem pengelolaan limbah yang masih belum dipenuhi oleh sebagian penyedia.

“Standarnya kan memang harus ada, termasuk sistem pembuangan limbah. Kami Satgas MBG Ketapang mendorong dapur-dapur ini segera mengurus izin-izin tersebut,” ujarnya.

Percepatan Program Jadi Alasan Kelalaian

BACA JUGA:Tepat Kunjungan Gibran, Murid SD 178 Palembang Keracunan Usai Santap MBG, Begini Kondisinya

BACA JUGA:BGN Tutup Dapur MBG Bermasalah: Investigasi Keracunan Massal Masih Berlanjut!

Koordinator Wilayah MBG Kalbar, Agus Kurniawi, mengakui bahwa percepatan pelaksanaan program menjadi alasan utama mengapa banyak dapur belum memenuhi persyaratan administratif dan higienitas.

"Yang penting program ini berjalan karena perintah Pak Presiden. Tapi sekarang kita sudah mulai memenuhi itu, termasuk cek air, sertifikat halal, dan lainnya,” kata Agus kepada wartawan.

Ia juga menyebut bahwa dapur yang melayani siswa SDN 12 Benua Kayong baru beroperasi sekitar satu minggu. 

Kategori :