Langkah cepat Kapolri ini sekaligus menjadi jawaban atas tuntutan publik yang semakin geram melihat kasus keracunan terus berulang.
Program MBG sejatinya dirancang sebagai kebijakan unggulan pemerintah untuk meningkatkan gizi siswa, namun pelaksanaannya justru menjadi bumerang.
Bukannya sehat, ribuan anak malah jatuh sakit dan sebagian harus dirawat di rumah sakit.
Koordinator JPPI, Ubaid Matraji, menilai lonjakan kasus terjadi seiring padatnya distribusi MBG setelah tahun ajaran baru dimulai.
BACA JUGA:25 Siswa Keracunan Ikan Hiu Goreng dari Menu MBG di Ketapang, 3 Korban Masih Jalani Perawatan
Ia menyebut tren ini sudah terlihat sejak Juli dan makin parah pada Agustus hingga September.
“Begitu sekolah masuk Juli, kemudian Agustus dan SPPG September ini digeber MBG-nya maka naik angkanya gila-gilaan, sampai ribuan,” kata Ubaid, dikutip dari Tempo.co.
Meski kasus sudah menyebar luas, Kapolri tetap menegaskan bahwa penyelidikan akan dilakukan secara transparan.
Publik diharapkan menunggu hasil resmi yang akan diumumkan setelah pendalaman selesai.
Polri juga berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan, BPOM, dan Badan Gizi Nasional untuk memastikan penyebab utama keracunan serta mencegah peristiwa serupa kembali terjadi.
BACA JUGA:Fakta Mengerikan! KSP Ungkap Dari 8.583 Dapur MBG, Cuma 34 yang Punya Sertifikat Higienis
Kasus MBG kini telah berubah menjadi isu nasional yang panas.
Tekanan publik agar pemerintah segera mengevaluasi program semakin besar.
Di media sosial, banyak warganet menuntut agar pemerintah tidak lagi menutup mata atas dugaan lemahnya pengawasan kualitas bahan makanan.