BACAKORAN.CO - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang seharusnya menjadi solusi meningkatkan kualitas gizi anak bangsa kini berubah jadi sorotan tajam.
Ribuan penerima manfaat justru mengalami keracunan massal, dengan angka korban sudah menembus lebih dari 6.000 orang.
Data Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat, kasus terbanyak terjadi di Pulau Jawa.
Alih-alih memperbaiki nutrisi dan mendukung tumbuh kembang anak Indonesia, program ini malah menghadirkan risiko kesehatan serius.
BACA JUGA:Marak Keracunan, Orang Tua Murid Tolak Terima Program MBG, Kepala BGN Berikan Respon: Kita Hormati
Kondisi ini memunculkan berbagai spekulasi, salah satunya dari Menteri HAM, Natalius Pigai, yang menduga ada pihak tertentu yang tidak ingin bangsa ini berkembang.
Dalam konferensi pers di Kantor Kementerian HAM pada Rabu (1/10/2025), Pigai menyampaikan kecurigaan kerasnya.
“Menurut saya itu mungkin lebih cenderung orang yang tidak ingin bangsa Indonesia maju. Orang yang tidak ingin orang Indonesia kenyang, orang yang tidak ingin agar rakyat pintar, rakyat sehat. Orang yang mau ingin rakyat dibebani, dibebani dengan beri makan setiap hari. Orang yang ingin agar supaya anak konsentrasi pecah karena lapar,” tegas Pigai.
Ia menilai kasus berulang ini menunjukkan lemahnya pengawasan program MBG.
BACA JUGA:Mantap! 90 Persen Tiket MotoGP di Sirkuit Mandalika Terjual
BACA JUGA:Terus Bertambah! 129 Siswa di Garut Keracunan MBG, Kini Guru Pencicip Ikut Jadi Korban
Menurutnya, penyebab keracunan di tiap daerah bisa berbeda, mulai dari supplier, produsen makanan, hingga standar higienitas yang tidak sama.
“Sekarang kita cek. Makan bergizi gratis ini pelaksanaannya masing-masing berbeda-beda orang. Supplier makanan juga berbeda-beda. Ya. Yang di Bogor, di Bogor saja masing-masing berbeda orang supplier-nya. Kemudian yang produsen makanan juga berbeda-beda orang, pengawasan juga berbeda-beda, pengaturan higienis juga berbeda-beda orang,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BGN, Dadan Hindayana, mengonfirmasi adanya peningkatan kasus keracunan. Berdasarkan investigasi awal, ada dua faktor utama penyebab keracunan: