BACAKORAN.CO - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengungkapkan jika banyak pemerintah daerah (Pemda) ternyata masih lihai mengutak-atik anggaran dengan cara yang tak masuk akal.
Mulai dari rapat dikali lipat, perjalanan dinas digandakan, dan biaya pemeliharaan dinaikkan seenaknya.
Praktik pemborosan ini pun membuat Tito geram.
“Belanja pegawai sih aman, itu wajib dibayar. Tapi belanja birokrasi dan operasional ini yang sering kebablasan. Rapat yang cukup dua kali dibuat sepuluh kali, perjalanan dinas yang semestinya empat kali bisa jadi dua puluh kali,” tegas Tito.
BACA JUGA:Putin Ulang Tahun, Kim Jong Un Kirim Ucapan Selamat, Ini Isinya!
Modusnya halus, tapi borosnya luar biasa.
Menurut Tito, pemborosan semacam ini sering terjadi dengan dalih “kegiatan koordinasi” atau “pembahasan program”.
Namun, di lapangan, hasilnya minim sementara anggarannya melambung.
Bahkan, kata Tito, ada pula biaya perawatan dan pemeliharaan yang dinaikkan tanpa alasan jelas, semata untuk “menghabiskan anggaran sebelum tahun fiskal berakhir.”
BACA JUGA:Ricuh! Mobil Kapolres Kuansing Diserang Massa Saat Operasi Tambang Ilegal di Cerenti Riau
BACA JUGA:Bisnis Milik Adik Syahrini Disorot Usai Pakai Foto Siomay Milik Chef Devina Tanpa Izin
“Anggaran yang seharusnya cukup terbatas malah dinaikkan. Itu bentuk pemborosan yang nyata,” ujarnya.
Efisiensi Bisa, Asal Mau!
Meski banyak daerah masih terjebak pola boros, Tito memberikan contoh positif di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.
Alih-alih menghambur-hamburkan uang untuk rapat dan birokrasi, Pemda Lahat justru berhasil menghemat sekitar Rp462 miliar.