BACA JUGA:Ribuan Pelajar Jateng Keracunan MBG, Gubernur Luthfi Minta Tak Dibesar-besarkan
Dana itu dialihkan ke proyek produktif yang langsung menyentuh rakyat.
Salah satunya pembangunan sistem irigasi untuk mengairi 8.000 hektare lahan pertanian.
“Dana sebesar itu tadinya mau habis untuk kegiatan birokrasi yang tidak produktif, tapi akhirnya digunakan untuk sesuatu yang mendorong ekonomi rakyat,” kata Tito bangga.
Rapat Fiktif hingga Perjalanan Dinas Ganda
BACA JUGA:Menkeu Purbaya Diserbu 18 Gubernur yang Protes Terkait Pemotongan Dana TKD untuk Daerah
Tito menegaskan, pemerintah pusat kini mengencangkan pengawasan agar anggaran daerah benar-benar digunakan untuk pembangunan, bukan sekadar meeting marathon atau tour dinas tak berujung.
Ia menilai, budaya “menghabiskan anggaran” demi alasan administrasi harus segera diakhiri.
“Kalau mau produktif, ya gunakan anggaran untuk hal yang bermanfaat bagi rakyat, bukan untuk rapat yang cuma ganti lokasi dan menu makan siang,” sindirnya.