Beberapa netizen bahkan mengajak masyarakat untuk tidak langsung menghakimi, melainkan mendorong pendekatan yang lebih edukatif dan suportif.
“Anak-anak butuh bimbingan, bukan cacian,” tulis salah satu komentar yang viral di platform X (dulu Twitter).
Kasus ini menjadi refleksi penting bagi pelaksanaan program MBG dan literasi digital di kalangan pelajar.
BACA JUGA:Viral! Kakek yang Cabuli Kakek di Tasikmalaya Terancam Lolos dari Hukuman: Niatnya Hanya Memijat
Di satu sisi, MBG adalah inisiatif mulia untuk meningkatkan gizi anak-anak sekolah.
Namun di sisi lain, penyebaran konten negatif oleh siswa menunjukkan perlunya edukasi tentang etika bermedia sosial dan rasa hormat terhadap program sosial.
Pihak sekolah, pemerintah daerah, dan orang tua diharapkan dapat bersinergi dalam membentuk karakter anak-anak yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga bijak dalam bersikap dan berkomunikasi di ruang publik.