Tantangan di lapangan juga semakin berat karena faktor alam yang belum sepenuhnya bersahabat.
Bahlil mengungkapkan bahwa ada menara kelistrikan yang sudah sempat dibangun ulang, namun kembali roboh akibat derasnya arus banjir.
“Ada unit menara yang sudah kita bangun, tetapi roboh lagi karena terbawa arus air. Ini yang membuat proses pemulihan membutuhkan waktu lebih lama,” jelasnya.
Meski demikian, secara umum kondisi kelistrikan di Aceh sudah jauh membaik dibandingkan awal bencana.
BACA JUGA:Polri Turun Total Tangani Bencana Sumatera, Lebih dari 11 Ribu Personel Dikerahkan
Pemerintah mencatat bahwa sebagian besar wilayah telah kembali normal, dan saat ini fokus pemulihan diarahkan pada empat kabupaten yang masih terdampak paling parah.
Pemerintah memastikan percepatan pemulihan terus dilakukan secara bertahap dan terukur.
Bahlil menegaskan bahwa setelah pembangunan menara dan jaringan listrik rampung, aliran listrik akan kembali normal dan merata di seluruh wilayah terdampak.
Di sisi lain, Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, menyampaikan bahwa pasokan listrik di Banda Aceh telah pulih 100 persen.
Sementara itu, daerah lain masih dalam proses pemulihan bertahap sesuai dengan kondisi lapangan.
BACA JUGA:Rencana Mengangkat Piala Classmeeting Bersama Tinggal Kenangan, Muhammad Haris Tewas Kecelakaan
“PLN bersiaga 24 jam. Personel kami terus bekerja di lapangan untuk mempercepat proses recovery agar seluruh wilayah Aceh bisa kembali menikmati listrik secara normal,” ujar Darmawan.
PLN sebelumnya mencatat sedikitnya 12 menara Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) roboh akibat hujan deras yang memicu banjir dan longsor pada akhir November 2025.
Kerusakan tersebut tidak hanya berdampak pada wilayah Aceh, tetapi juga menyebabkan gangguan listrik di beberapa kabupaten dan kota di Sumatera Utara serta Sumatera Barat.
Pemulihan infrastruktur kelistrikan pascabencana memang membutuhkan waktu, tenaga, dan koordinasi lintas sektor.
BACA JUGA:Kecelakaan Mencekam di Cilegon! Mobil Terjun ke Jurang 8 Meter, Tiga Orang Luka