BACAKORAN.CO – Sekelompok warga Israel turun ke jalan, mengepung kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Aksi protes ini dilakukan sebagai penolakan rencana kontroversial pemerintah untuk menguasai total Jalur Gaza.
Pasalnya, serangan lebih besar untuk kuasai penuh Jalur Gaza dinilai justru akan mengorbankan para sandera Israel yang masih tertahan di wilayah konflik.
Unjuk rasa yang berlangsung Kamis (7/8/2025) waktu setempat itu bertepatan dengan pertemuan kabinet keamanan yang sedang melakukan voting terkait perluasan serangan militer ke Gaza.
BACA JUGA:Netanyahu Tegaskan Niat Kuasai Seluruh Gaza, Dunia Internasional Bereaksi Keras
BACA JUGA:Pesan Salad, Penumpang Muslim Disuguhi Olahan Babi di Singapore Airlines
Sementara Netanyahu dan para menterinya berkumpul membahas rencana besar, di luar sana rakyatnya sendiri meneriakkan penolakan keras.
“Hentikan Agresi! Selamatkan Sandera!” teriak salah seorang warga.
Dalam video yang dirilis oleh Forum Sandera dan Keluarga Hilang, terlihat kerumunan besar memadati area di depan kantor perdana menteri.
Suasana begitu tegang dan emosional, dengan para keluarga korban menuntut kesepakatan damai yang membawa pulang orang-orang tercinta.
BACA JUGA:Bupati Kolaka Timur Diciduk KPK Usai Hadiri Rakernas? Nadem Bantah, Ini Buktinya!
“Kalau perang ini terus ditingkatkan, itu sama saja dengan mengubur mereka hidup-hidup,” tegas pernyataan resmi forum tersebut.
Diketahui, ada sekitar 50 sandera yang masih berada di Gaza, dan hanya sekitar 20 yang diduga masih hidup.
Mereka kini menjadi pusat perhatian dan simbol pertarungan antara strategi militer dan kemanusiaan.