BACAKORAN.CO - Jonatan Christie menjaga asa Indonesia untuk juara di kategori tunggal putra pada Kejuaraan Dunia 2025 yang berlangsung di Paris. Ini setelah dia sukses melaju ke babak selanjutnya.
Jonatan melangkah ke babak 16 besar Kejuaraan Dunia 2025. Ini setelah dia pada Rabu sore kalahkan Ade Resky Dwicahyo dari Azerbaijan di Adidas Arena Paris dengan kedudukan 21-9, 21-17.
Namun sebelum Jonatan mengamankan kemenangan, wakil Indonesia alami eliminasi. Ini setelah Rinov Rivaldy/ Pitha Haningtyas Mentari kalah di babak 32 besar.
Wakil Indonesia berkurang untuk diandalkan menjadi juara di Kejuaraan Dunia 2025 karena Rinov Rivaldy/ Pitha Haningtyas Mentari kalah di babak 32 besar.
BACA JUGA:7 Wakil Indonesia Berjuang di Babak 32 Besar Kejuaraan Dunia 2025, Ini Daftarnya
Bertanding di Adidas Arena, Paris, Rinov/Pitha harus akui keunggulan wakil Hong Kong, Tang Chung Man/ Tse Ying Suet yang merupakan unggulan lima, dengan kedudukan 21-16/21-14, pada Rabu sore (27/8).
Rinov/Pitha takluk setelah berjuang selama 38 menit. Dengan kekalahan ini, maka wakil Indonesia di Kejuaraan Dunia 2025 kembali berkurang di babak 32 besar ini.
Usai pertandingan, Rinov Rivaldy mengatakan bahwa sudah bermain maksimal di pertandingan. Hanya saja memang lawan sulit ditaklukkan.
Rinov/Puitha saat bersaing di babak 32 besar Kejuaraan Dunia 2025-pbsi-
"Pertandingan yang cukup baik, lawan yang tidak mudah dan kami sudah bermain maksimal," jelas Rinov.
BACA JUGA:Belum Terbendung! Fajar/Rian Atasi Pasangan Hong Kong di 32 Besar Kejuaraan Dunia 2025
"Tadi kesulitan utamanya lebih dari service terima service-nya itu sudah buat posisi kami ngga enak, gampang keserang dan jadinya kehilangan banyak poin," lanjutnya.
"Mereka memang pemain yang sudah sangat berpengalaman, jadi memang punya keunggulan di situ," ucapnya.
Pitha Haningtyas Mentari menambahkan bahwa kekalahan ini ada kaitannya dengan kesalahan sendiri yang dibuat. Kesalahan itu menguntungkan lawan untuk produksi angka.
"Tadi di game pertama pas poin-poin mepet, bola-bola enak saya malah banyak mati-mati sendiri. Itu seharusnya bola-bola yang ngga boleh mati," ucap Pitha.