BACAKORAN.CO - Ketegangan di Timur Tengah kembali memanas.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menegaskan bahwa negaranya siap melanjutkan operasi militer besar-besaran di Gaza jika Hamas tidak menghormati kesepakatan gencatan senjata yang telah disepakati.
Pernyataan tegas tersebut muncul usai Hamas menyerahkan dua jenazah sandera Israel yang tewas selama konflik.
Sekaligus menegaskan bahwa mereka tidak bisa mengevakuasi jenazah lainnya karena keterbatasan alat berat untuk mengakses reruntuhan di Gaza.
BACA JUGA:Anggota Forum Kades Ungkap Upeti Kepada Aparat Penegak Hukum Sudah Menjadi Tradisi, Sebut Satu Nama APH
Sebelum dua jenazah terakhir itu diserahkan pada Rabu malam, Hamas telah mengembalikan tujuh jenazah dari total 28 sandera yang dikabarkan meninggal dunia.
Israel sempat mengonfirmasi bahwa satu dari delapan jenazah yang dikembalikan sebelumnya bukan mantan sandera.
Katz melalui pernyataannya, yang dikutip dari AFP, menegaskan sikap keras Israel terhadap kemungkinan pelanggaran kesepakatan gencatan senjata.
“Jika Hamas menolak mematuhi perjanjian tersebut, Israel berkoordinasi dengan Amerika Serikat akan melanjutkan pertempuran untuk memastikan kekalahan total Hamas, mengubah situasi di Gaza, dan mencapai seluruh tujuan perang,” ujar Kantor Menteri Pertahanan Israel, Kamis (16/10/2025).
BACA JUGA:Demo Mahasiswa Jayapura Anarkis Bom Molotov Disiapkan Massa, Kapolresta: Aksi Disusupi Provokator!
Sementara itu, Brigade Ezzedine Al-Qassam, sayap militer Hamas, menegaskan bahwa pihaknya telah menepati semua kewajiban dalam kesepakatan.
“Kami telah menyerahkan semua tahanan Israel yang masih hidup dan jenazah yang dapat kami akses. Untuk sisanya, kami membutuhkan peralatan dan upaya besar untuk mengevakuasinya dari reruntuhan,” tulis Hamas melalui akun resminya di media sosial.
Meski Israel mengancam akan kembali melanjutkan operasi militer, penasihat senior Gedung Putih mengungkapkan bahwa Hamas masih menunjukkan komitmen terhadap kesepakatan yang difasilitasi oleh Presiden AS Donald Trump.
“Kami terus mendengar bahwa Hamas berupaya menghormati kesepakatan tersebut dan ingin memastikan semua proses berjalan hingga tuntas,” kata seorang pejabat AS yang enggan disebut namanya.