“Kalau ada peristiwa pidana, jangan tunggu laporan. Langsung selidiki,” tulis Mahfud dalam cuitan lanjutannya di X, dikutip dari Kompas.com.
Beban Utang Proyek Whoosh
BACA JUGA:KPK Tetapkan Edi Suharto Tersangka Korupsi Bansos PKH 2020
Di luar polemik tersebut, masalah proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) memang belum selesai.
Sejak awal, proyek yang diresmikan di era Presiden Joko Widodo itu sudah menuai sorotan karena biaya konstruksi yang membengkak dan ketergantungan terhadap pinjaman dari China.
Dilansri dari Kompas.com, beban utang kini menjadi tanggungan berat bagi PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Meski sudah dua tahun beroperasi, perusahaan tersebut masih harus mencicil utang pokok dan bunga kepada pihak China.
Padahal, proyek ini semula dijanjikan sebagai kerja sama murni antarperusahaan (business to business), namun akhirnya bergantung pada suntikan dana APBN demi menyelamatkan keberlanjutan pembangunan.
BACA JUGA:KPK Beberkan Alasan Tak Gunakan Pasal Suap dalam Kasus Korupsi Kuota Haji, Ini Penjelasannya
Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Dewan Ekonomi Nasional yang juga pernah menangani proyek Whoosh, mengakui bahwa masalah sudah muncul sejak perencanaan awal.
“Saya terima sudah busuk itu barang. Kemudian kita coba perbaiki, kita audit, kita berunding dengan China,” kata Luhut dalam acara “1 Tahun Prabowo–Gibran”, dikutip Kompas.com, Sabtu (18/10/2025).