Situasi kian memanas setelah Israel melancarkan serangan udara di Doha, Qatar, pada 9 September lalu, dengan target pimpinan Hamas yang tengah melakukan perundingan damai.
BACA JUGA:Hendak Menolong Teman yang Hanyut, Sailan Ikut Terseret Arus, Ditemukan Meninggal Dunia
Serangan tersebut memicu kecaman global, termasuk dari Amerika Serikat (AS) yang selama ini dikenal sebagai sekutu dekat Israel.
“Israel telah melanggar seluruh norma hubungan antarnegara dengan menyerang pihak mediator. Tindakan ini merupakan bentuk terorisme negara, dan dunia harus memberikan respons tegas,” ujar Al Thani.
Qatar menegaskan komitmennya untuk terus mendukung perdamaian dan kemanusiaan di Palestina.
Negara kaya minyak itu juga menyerukan aksi nyata dari komunitas internasional agar Israel menghentikan agresinya dan mematuhi hukum internasional.
BACA JUGA:Skandal Diplomatik, Wakil Menteri Pertahanan Vietnam Diduga Lecehkan Pegawai Kemenhan Korea Selatan
BACA JUGA:Cek! Daftar Aset yang Diminta Sandra Dewi Dikembalikan Negara, Tas Branded hingga Deposito Rp 33M!
Dengan posisi Qatar sebagai mediator utama di kawasan, dunia kini menunggu langkah berikutnya dari Doha dalam menengahi konflik yang belum kunjung usai ini.