BACAKORAN.CO - Mi instan telah menjadi makanan favorit di berbagai kalangan masyarakat Indonesia.
Dari anak kos hingga pekerja kantoran, mi instan digemari karena harganya yang terjangkau, rasanya yang menggugah selera, dan cara penyajiannya yang praktis.
Namun, di balik kepopulerannya, seberapa sehat sebenarnya mi instan, terutama jika dikonsumsi secara rutin?
Pertanyaan ini semakin relevan ketika masyarakat mulai membandingkan dua komponen utama mi instan, mi dan bumbu penyedap, untuk mengetahui mana yang lebih berisiko bagi kesehatan.
Beberapa ahli gizi pun angkat bicara untuk menjelaskan dampak konsumsi mi instan secara ilmiah.
Mi vs Bumbu: Sama-Sama Perlu Diwaspadai
BACA JUGA:5 Sayuran yang Lebih Sehat Dimakan Mentah, Nomor 3 Bisa Turunkan Tekanan Darah
Menurut dr. Tan Shot Yen, dokter gizi komunitas dari Dr Tan & Remanlay Institute Banten, baik mi maupun bumbu mi instan sama-sama tidak sehat jika dikonsumsi berlebihan.
Bumbu mi instan umumnya mengandung kadar garam tinggi dan Monosodium Glutamate (MSG), yang terdiri dari natrium dan klorida.
“Tubuh memang membutuhkan natrium untuk keseimbangan elektrolit, kerja otot, dan fungsi saraf. Tapi jika berlebihan, bisa memicu tekanan darah tinggi,” jelas dr. Tan, dikutip dari Kompas.com.
Kementerian Kesehatan RI menyarankan batas konsumsi natrium harian untuk orang dewasa sehat adalah sekitar 2000 mg atau setara satu sendok teh garam.
Sementara itu, Angka Kecukupan Gizi Indonesia 2019 menyebutkan bahwa kebutuhan natrium bisa lebih rendah, yakni 1000–1500 mg tergantung usia dan jenis kelamin.
BACA JUGA:Mau Tahu Risiko Penyakit? Skrining Riwayat Kesehatan Gratis, Gini Caranya
MSG dalam bumbu mi instan sendiri terdiri dari asam glutamat (78%), natrium (12%), dan air (10%).